Jumat, 12 November 2010

PEMBELAJARAN TERPADU MELALUI KURIKULUM TEPADU PENYEBERANGAN BEBERAPA DISIPLIN

Seri Pembelajaran terpadu 2.2

(4) Sequenced (urutan) terjadi jika topik atau unit pada dua mata pelajaran dirancang ulang dan dirutkan satu dengan yang lain sehingga saling mendukung kebermaknaannya meskipun tetap diajarkan pada masing-nasing mata pelajaran,
(5) Shared (saham/andil) model ini terjadi hampir sama dengan sequenced, bedanya isi bukan saling mendukung tetapi saling tumpang tindih, sehingga conten tersebut dapat hanya diajarkan oleh guru dalam satu mata pelajaran saja atau diajar secara tim (bersama), (6) Webbed (jaring laba-laba) terjadi jika suatu tema yang subur menjadi center of interest pembelajaran sehingga isi kurikulum dan mata pelajaran dapat mengggunakan tma tersebut untuk menata tema, konsep, ide sehinggga pembelajaranmenjadi bermakna, (7) Theaded (kumparan benang) terjadi jika pendekatan meta kurikulum menjalin berbagai keterampilan-keterampilan berpikir, sosial, keragaman, kecakapan, teknologi yang diajarkan melalui variasi mata pelajaran, misalnya : guru mentargetkan kemampuan memprediksi, ujntuk itu perlu bekal dari kegiatan membaca, matematika, laboratorium IPA, (8) integrated (terpadu) terjadi jika pendekatan interdisipliner dalam mata pelajaran yang tumpang tindih dalam konsep, topik,
Fogarty (1991:33-83) menjelaskan model pembelajaran erpadu melalui kurikulum terpadu memungkinkan terjadi penyeberangan beberapa topik, tema, konsep, atau teori ke mata pelajaran lain dan atau terjadi overlaping yang memungkinkan diajarkan bersama atau saling mendukung. Karakteristik penataan kurikulum ini, guru tidak hanya berkonsentrasi pada satu mata pelajaran akan tetapi dapat berdiskusi dengan rekan lain (jika guru bidang studi) atau menyusun seluruh peta konsep untuk setiap mata pelajaran 9juka guru kelas), sehingga guru memperoleh gambaran secara konkret peta konsep seluruh mata pelajaran dalam satu satuan waktu, misalnya catur wulan (Depdikbud, 1994).
Keterpaduan pada tingkat ini tidak dimaksudkan terpadu dalam arti overlaping saja akan tetapi antar konsep sa;ing mendukung atau serupa dikatakan keterpaduan (sequenced), sehingga murid belajar lebih mudah dan bermakna. Pada tingkat ini terdapat ;ima model yang dapat diuraikan, sebagai berikut :

A. Sequnced (Urutan atau rangkaian)
Topik attau urut dalam mata pelajaran dirancang dan diurutkan agar serupa dengan mata pelajaran yang lain. Kesamaan ide diajarkan secara bersama-sama (cocert/konkret) yang diajarkan tetap pada mata pelajaran secara terpisah. Model ini diterapkan, jika ada dalam dua mata pelajaran terdapat urutan atau rangkaian topik-topik yang jika diurutkan akan saling mendukung, maka dua guru akan mengajarkan secara urut, sehingga akan saling mendukung, maka dua guru akan mengajarkan secara urut, sehingga apa yang diajarkan akan sejajar dan didukung oleh bahasa mata pelajaran lainnya. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:






Dua mata pelajaran yang berhubungan dan memiliki kesamaan dapat diurutkan sehingga mata pelajaran keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan merangkai urutan dalam topik yang diajarkan, aktivitas tiap bahasan akan mempertinggi (enhance) bahasan yang lain. Esensinya satu bahasa akan membawa ke kegiatan yang serba guna (vice versa). Contoh : seorang guru bahasa sedang mengajarkan sejarah novel dalam satu periose, sementara seorang guru sejarah mengajarkan satu periode sejarah waktu yang sama. Kesamaan antara novel dengan sejarah pada waktu itu akan saling mendukung atau bersama-sama saling memberi dan mendukung kebermaknaan. Model ini menuntun siswa untuk sedecara mudah untuk membuat koneksi atau memberi pengalaman pada sesuatu yang berkenaan dengan situasi tersebut.
Contoh :
Seni Bahasa Studi Sosial
1. Robin Hood
2. Perjalanan tengah malam Paul Revere
3. Kerja keras yang membawa kebebasannya
4. Nellie Bly (emansipasi)
5. Catatan harian Anne Frank 1. Watu pertengahan
2. Revolusi Amerika
3. Perang sipil
4. Perubahan hak pilih wanita
5. Perang Dunia II
Dari urutan materi dalam Studi Sosial dan Studi Bahasa tersebut akan saling mendukung bersama-sama saling berkait, jika pembelajarannya diurutkan, sebagai berikut :
Seni Bahasa Studi Sosial
1. Robin Hood
2. Nellie Bly
3. Catatan harian Anne Frank
4. Perjalanan tengah malam Paul Revere
5. Kerja keras yang membawa kebebasannya 1. Revolusi perang
2. Perang sipil
3. Perubahan hak pilih wanita
4. Abad pertengahan

5. Perang Dunia II




Implementasi di SD-SD, maka guru dapat melakukan langkah-langkah :
1. Menganalisa isi kurikulum atau pemetaab konsep
2. Memilih dua mata pelajaran yang sejenis
3. Mengurutkan kembali urutan perubahan masing denga periode waktu yang sejajar
Berikut implementasi pelaksanaan kurikulum terpadu melalui model sekuen di sekolah dasar di Indonesia, sebagai berikut :
IPS (Sejarah) Studi Sosial
1. Kebangkitan Nasional
2. Soempah Pemuda
3. Proklamasi
4. Ordelama ke Orde baru
5. Masa Orde Baru 1. Angkatan Balai Pustaka
2. Angkatan Pujangga Baru
3. Angkatan ’45
4. Angkatan ’66
5. Suju Naga

B. Shared (Saham/Adil)
Perencanaan shared dan pembelajaran mengambil tepat pada dua mata pelajaran yang terdapat konsep atau kajian yang muncul atau overlaping/tumpang tindih kemudian diorganisasi atau diajarkan bersama-sama atau hanya salah satu mata pelajaran yang mengajarkannya. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Dua mata pelajaran yang berhubungan dan memilliki kesamaan dapat diurutkan sehingga isi mata pelajaran keduanya dapat diajarkan secara paralel.
Fogarty (1991) menyatakan bahwa kwpastian keluasan disiplin (mata pelajaran) memunculkan payung-payung kurikulum. Matematika dan sains berpasangan menjadi sins, kesusastraan dan sejarah berangkai di bawah label humanisme, seni, musik, tari dan drama dipandang sebagai seni keindahan, da teknologi komputer, industi, dan seni rumah dicakup dalam seni praktis. Di dalam mata pelajaran yang saling mengisi (complementary), perencanaan dapat dilakukan secara bersama-sama dan atau guru membuat satu fokus pada konsep, keterampilan dan sikap yang saling berpasangan atau saling melengkapi. Misalnya : Guru IPA da Matematika menggunakan kumpulan data, gambar, dan grafik sebagai yang sama-sama ada dalam bahasan (kurikulum), maka konsep-konsep tersebut dapat diajarkan secara tim, atau hanya salah satu yang mengajarkan.
Kerja sama dalam perencanaan ini hanya terjadi di sekolah menengah pertama dan menengah umu. Dua guru atau lebih mengadakan pertemuan untuk merencanakan berbagai konsep yang saling harus diajarkan akan diajarkan secara tim, sehingga konsep menjadi satu dan tidak bertentangan yang membuat siswa bingung. Murid akan memperoleh kejelasan kapan konsep digunakan pada disiplin ilmu secara terpisah dan kapan konsep tersebut sebenarnya merupakan konsep umum dan dapat diterapkan dimana saja. Konsep, keterampilan dan sikap yang secara tradisional diajarkan oleh masing-masing mata pelajaran akan menjadi efektif dan efisien jika diajarkan oleh tim atau hanya satu guru saja yang mengajarkan, sedang guru lain tinggal mengembangkan, khususnya penerapannya di bidang lain. Jika hal ini dilakukan di sekolah dasar, maka model kurikulum ini sangat mudah dilakukan, karena guru tidak perlu malakukan pertemuan untuk merencanakan bersama. Guru SD dapat secara mandiri pertemuan untuk merencanakan bersama. Guru DS dapat secara mandiri menganalissis dan merencanakan konsep, teori, keterampilan dan sikap yang berpasangan atau sama merencanakan konsep, teori, keterampilan dan sikap yang berpasangan atau sama dalam satu kegiatan. Bila model ini dapat dilakukan, maka keluhan sebagian besar tent6ang luasnya tuntutan kurikulum dan sempitnya waktu dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran ini. Model kurikulum shared didasarkan pada shared ide-ide yang datang dari dalam mata pelajaran. Model ini secara rasikal berbeda dengan pendekatan tematik dalam pengkonsepan persatuan konsep, karena konsep=konsep hasil dari andil (shared) elemen-elemen berbeda dibanding dengan pengnalan tema dari sisi luar (outsidde), hal ini seperti penyajian diagram Venn kemiripan dalam seksi yang saling tumpang tindih. Kunci model ini adalah mencari kajian, konsep, keterampilan, dan konsep yang bersama-sama atau berpasangan dalam dua kurikulum mata pelajaran.
Penggunaan model ini dipandang sebagai keterpaduan, guru membutuhkan eksplorasi dua mata pelajaran untuk menentukan kokonsep, keterampilan, dan sikap sebagai kontent yang secara praktis dan nyata saling tumpang tindih atau bersama. Proses ini lebih kompleks daripada secara sederhana mengurutkan unit-unit yang serupa dengan konten mata pelajaran lain. Guru dalam merencanakan dan menganalisis kurikulum hendaknya selalu bertanya pada diri sendiri dan atau dengan rekan lain yaitu konsep-konsep apa yang secara efisien dapat diorganisasi? Konsep-konsep apa yang disharekan? Apakah kita mengajar keterampilan-keterampilan tyang sama? Apakah dua unit memiliki kesamaan dalam ide dan konsep?
Melaluimodel ini pembelajaran yang mengajarkan secara bersama konsep, keterampilan, dan sikap akan memperdalam penguasaan murid. Melalui kesamaan mata pelajaran yang mirip, overlaping akan mempermudah pendalaman belajar untuk transfer konsep. Pembuatan skedul akan lebih mudah karena hanya melibatkan dua mata pelajaran (dua guru) dibanding merencanakan secara tim.
Model membutuhkan pasangan guru (tim) yang kompak dan memiliki konsep, panmdangan, dan keterampilan yang sepadan dan saling mengisi, konsep, pandangan, dan keterampilan yang sepadan dan saling mau mengerti, sebab jika pasangan timpang, maka satu guru akan tergantung dan menguntungkan pada orang lain, akibatnya pembelajaran menjadi tidak seimbang dan hanya memperkuat ke arah salah satu mata pelajaran saja, sedang guru yang hanya menggantungkan pada tema justru akan kesulitan dalam transfer konsep, keterampilan, dan sikap.
Contoh :
IPA IPA - - - SENI BAHASA SENI BAHASA
FOTOSINTESIS
Ekologi
Ekosistem

Konservasi
(Rasa hormat pada ekosistem )

Gambar alir
Siklus
Konsep (konsep-konsep)

Penghargaan (sikap)



Sekuens (Keterampilan)
WAWANCARA
Biografi (Siklus hidup)


Penghargaan terhadap pendirian


Melihat garis plot (isi cerita)

Cerita dan refleksi; Topik dan unitdari hubungan dua mata pelajaran menawarkan kemungkinan yang besar untuk integrasi dengan identifikasi konsep dasar, keterampilan dan sikap yang tumpang tindih.
Keuntungan penggembungan peancangan model ini lebih menunjukkan keterpaduan, dengan mata pelajaran yang sama, tumpang tindih atau mirip akan mempermudahkan pendalaman belajar konsep untuk transfer. Model ini lebih sesuai digunakan pada mata pelajaran yang satu kelompok.





C. Webbed
Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelediki kesesuaian konsep, topik, dan ide-ide. Model ini diawali dengan suatu motto yang disampaikan oleh Lyndon B. Johnson ”kita harus membuka pintu kesempatan. Teetapi kita harus juga melengkapi masyarakat untuk berjalan ke pintu itu ”.
Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kuriklum dimulai dengan satu tema seperti ”Transportasi”, ”Penyelidikan”, ”Pertanian”, ”Perkebunan”, dan lain-lain. Sekali waktu penyeberangan terjadi beberapa bagian (guru yang terlibat) yang membuat keputusan ini. Penyelidikan meiliki peran penting untuk mempelajari mesin-mesin sederhana dalam IPA, membaca dan menulis tentang penyelidik (peneliti) dalam Bahasa, merancang, dan membangun model-model dalam seni industri, menggambar dan mempelajari alat-alat Rube Goldberg dalam Matematika, membuat gambar alir dalam teknologi komputer. Dalam hal yang lebih teliti jaring laba-laba, keruwetan unti dapat dikembangkan dalam keterpaduan yang terjadi dalam bidang-bidang yang relevan.
Contoh; Guru menyajikan satu topik sederhana seperti ”Sirkus” dan menjaringkannya dengan bidang-bidang kajan dalam mata pelajaran. Konseptual tema seperti konflik dapat dijaringkan untuk lebih memperdalam pendekatan tema ini.
Dalam situasi yang terpisah-pisah pendekatan kurikulumjaring laba-laba untuk menerpadukan sering dicapai melalui penggunakan hal-hal yang bersifat umu tetapi tema yang subur seperti ”Pola” dan ”Siklius”. Konseptual tema ini menyediakan kemungkinan yang kaya untuk melekatkan perbedaan-perbedaan dari bermacam-macam mata pelajaran. Selama konseptual tema memiliki kemiripan seperti ”Pola dan Konflik” meyediakan dasar yang subur untuk terjadinya penteberangan unit-unit bidang kajian, model dasar dapat juga menggunakan buku yang bermacam-macam sebagaimana topik secara tematis organisasi kurikulum tersebut. Contoh : ”Hikmah kejujuran dan Cerita Anjing” dapat menjadi katalisator untuk kurikulum jaring laba-laba. Karakteristik daftar dapat dijabarkan sebagai berikut :




Konsep-Konsep
Kebebasan
Kerjasama
Tantangan
Konflik
Penemuan
Budaya
Perubahan
Argumen dan bukti
Ketekunan

Ketika penyelidikan untuk tema, tim gur secara umum memulai dengan pengumpulan ide yang berisi kumpulan interaksi sesungguhnya, percakapan, dan dialog diantara kolega : ”Bagaimana tentang yang satu ini?”, ”Apa yang dapat kita pikirkan untuk ini?”, ”Mari curah pendapat tentang ini?”, ”saya tidak ingin menggunakan satu pendapat saja, tetapi kita berpikir agar menjadi baik!” ”Mungkin kita akan bertanya berbagai ide mereka?”. berikut kriteria pemilihan tema dengan kriteria dari David Perkin.
Tema Subur Untuk Belajar Terpadu
(Kriteria lensa yang baik)
Lensa baik ... Penerapan Luas
Lensa baik ... Penerapan yang menembus
Lensa baik ... Menyingkap pola-pola mendasar
Lensa baik ... Menyatakan persamaan dan kontras
Lensa baik ... Mempesona
David Perkins
Keuntungan pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar. Model jaring laba-laba atau pendekatan unit dikenal oleh guru ang berpengalaman dan cukup baik untuk perancangan model kurikulum, sehingga guru tidak perlu mencari pengalaman langsung yang banyak sebagai pegangan sebab ia memiliki pengalaman. Pendekatan tematik atau model jaring laba-laba menyediakan hal yang mudah dilihat murid dan memotivasinya. Adalah hal mudah mereka untuk melihat bagaimana membedakan aktivitas dan ide-ide yang dikaitkan.
Kelemahan model ini, banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal untuk perencanaan kurikulum. Sering juga meniru tema-tema untuk menyusun kurikulum, padahal biasanya tema tidak dapat diulang untuk menyusun kurikulum. Guru dapat menjadi pusat kegiatan daripada pengembangan konsep.
Model jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah pendekatan tim yang menggunakan waktu untuk mengembangkan kurikulum. Kurikulum biasanya ditulis disesuaikan dengan situasi dan kondisi, misalnya : disesuaikan dengan musim, sehingga eksplorasi yang dilakukan dapat lebih luas dan penuh. Model ini secara luas merencanakan kerjasama diantara variasi-variasi bagian dan bidang khusus mata pelajaran. Model ini dapat dicobakan dalam waktu 2 – 4 minggu, untuk itu sebaiknya model dikembangkan dengan permulaan yang mudah dikelola pada tiap bagian kurikulum.
Berikut contoh pengembangan model jaring laba-laba. Satu tema dirancang sebagai sentral ide dan digunakan sebagai satu hamparan untuk bermacam isi untuk pendekatan interdisipiner.












Catatan dan Refleksi :
Dalam model jaring laba-laba tema menyediakan satu lensa yang jernih dengan kerangka dan memendang konten/isi mata pelajaran. Tema aktif sebagai peyung yang tampak bagi siswa sebagaimana mereka kerjakan dalam berbagai variasi isi mata pelajaran. Model integrasi ini mudah untuk pelajar.

D. Model Threaded (Urutan/kumparan)
Pendidikan pada akhirnya adalah mendisiplinkan daripada untuk menjernihkan pikiran. Selanjutnya mengarahkan kekuatan mereka daripada mengisi dengan kumulasi yang lain-lain (Tryon Edwards). Pernyataan ini menunjukkan bahwa akhir dari pendidikan bukanlah untuk sekedar menjernihkan pemikiran dari berbagai kesalahan-kesalahan atau diperolehnya pengetahuan dan informasi sehingga memperjelas dan membuka wawasan, akan tetapi lebih daripada itu pendidikan pada akhirnya ingin mencapai kedisiplinan dalam segala hal, misalnya : disiplin dalam berpikir. Murid pada akhirnya memiliki kerangka kerja dan berpikir yang sistematis untuk belajar pada masamasa yang akan datang, sehingga belajar bukanlah penumpukan dan pengumpulan pengetahuan akan tetapi pembuatan kerangka berpikir sistematis. Selanjunya dari berbagai kemampuan, maka penddikan mengarahkan ke spesialisasi (kekuatan utama ) individu daripada hanya sekedar mebisi untuk melengkapi berbagai kemampuan yang sifatnya umum (akumulasi). Edwards mencoba memberikan pandangan, bahwa pendidikan hendaknya mampu mengaktualisasi secara optimal kekuatan masing-masing individu.
Keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampian studi, organisasi grafis, teknologi dan pendekatan keragaman untuk belajar merangkai dan mgurutkan (thread) melalui seluruh mata pelajaran. Model threaded ini untuk integrasi kurikulum memfokuskan pada merta kurikulum yang menggantikan (supercedes) atau saling memotong (interects) dari seluruh bagian atau isi mata pelajaran. Contoh : prediksi adalah keterampilan yang digunakan untuk mengestimasi dalam matematika, menebak peristiwa masa kini, antisipasi dalam novel, dan hipotesis dalam laboratorium sains. Konsensus mencari strategi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dalam berbagai problem situasi. Keterampilan-keterampilan ini, hakikatnya, dirangkai dalam isi kurikulum standar. Dengan demikian model ini sepertinya tidak secara eksplisit tertulis dalam kurikulum, akan tetapi guru mencoba mengembangkan, berbagai keterampilan yang saling berkaitan dan berbagai konten atau bahan kajian. Dari contoh tersebut keterampilan memprediksi dikembangkan dalam Membaca, Matematika, dan IPA sementara guru studi sosial mentargetkan kemampuan menebak peristiwa-peristiwa masa kini dan yang akan datang, jadi keterampilan memprediksi menyeberang diantara berbagai disiplin ilmu (mata pelajaran). Model integrasi kurikulum Threaded ini dapat digambarkan sebagai berikut :







Model Kurikulum Threated
Penggunaan ide metakurikulum, dari berbagai level atau berbagai tim seluruh bagian mentargetkan sejumlah keterampilan berpikir untuk mendorongnya ke dalam prioritas isi mata pelajaran. Contoh : penggunan kelompok kurikulum tim dapat memilih kelompok analisis keterampilan berpikir untuk mendorong ke adlam tiap isi mata pelajaran : Sains (klarifikasi), studi sosial (membandingkan dan mengkontraskan), Bahasa (atribut), Matematika (urutan). Demikian juga keterampilan sosial dan kepandaian beragam dapat dirangkai (thread) melalui variasi mata pelajaran. Berikut pengelompokan keterampilan brpikir dapat dikembangkan :














KELOMPOK KURIKULUM UNTUK KETRAMPILAN BERPIKIR






























Keseimbangan pilihan anda dari berpikir kritis dan kreatif, memilih keterampilan mikro, mengelompokkan keterampilan-keterampilan, dua kelompok untuk bekerja dengan satu bagian atau tingkat untuk satu unit, semester atau tahun.
Memilih keterampilan-keterampilan sosial yang sesuai untuk mentargetkan satu tingkat, bagian atau interdisipliner.
TINJAUAN KETRAMPILAN-KETRAMPILAN SOSIAL
FASE KETRAMPILAN SOSIAL
Komunikasi (C), Kepercayaan (T), Kepemimpinan (L), Penyelesaian Konflik (CR)
Membentuk
Untuk mengorganisasi kelompok-kelompok dan menetapkan panduan perilaku
Norma
Untuk melengkapi pemantapan tugas-tugas dan membangun hubungan yang efektif
Penyesuaian
Untuk meningkatkan berpikir kritis dan memaksimalkan belajar semua
Pendapat
Memfungsikan secara efektif dan memungkinkan bekerja pada tim
Menyelenggarakan
Membantu perkembangan level tinggi ketrampilan-ketrampilan berpikir, kreatif dan intuisi
Menyusun Kembali
Untuk menerapkan penyeberangan kurikulum dan mentransfernya ke dalam kehidupan masa datang di kelas Menggunakan 6 pilihan (C)
Mendengarkan tetangga anda (C)
Tinggal dalam kelompok (C)
Melibatkan seluruh anggota (L)
Mendorong yang lain (L)
Mendengarkan dengan fokus (T)
Mengklarifikasi (C)
Memparafrase ide-ide (C)
Memberi contoh (C)

Rasa nada (C)
Tidak setuju dengan ide bukan person (CR)
Menjaga keterbukaan berpikir (T)
Mengkolaborasi ide-ide (L)
Integrasi ide-ide (L)
Justifikasi ide-ide (CR)

Memulai siklus ketrampilan-ketrampilan sosial tiap waktu:
-kelompok baru dibentuk
- anggota baru bekerja sama dalam kelompok
-anggota tidak hadir dari kelompok Kehati-hatian bersama (C)
Apakah anda bekerja (L)
Membantu tiap-tiap orang (L)
Mendorong semua berpartisipasi (L)
Menghargai opini msing-masing orang (T)
Memeriksa untuk membedakan (CR)
Membangkitkan altermatif-alternatif (CR)
Mencari konsensus (L)
Melihat seluruh pandangan (CR)
Mencoba menyetujui (CR)
Menyumbang ide kita (L)
Memperluan ide (C)
Menyimpulkan (L)
Meneliti konsensus (CR)
-tugas-tugas baru diberikan
-kemangkiran terjadi
Dari cetak biru (Blue print) untuk berpikir dalam kerja sama kelas, ames balanca dan Robin Fogarty, Skylight Publishing, Inc. 1991.

Memilih satu atau sekumpulan kepandaian untuk memfokuskan pada satu unit studi atau satu mata pelajaran.
Logika / Kecerdasan yang berhubungan dengan Matematika
Hal ini seing dinamakan berpikir ilmiah (scientific thingking), kecerdasan ini sejalan dengan berpikir atau bernalar atau deduktif, angka-angka, dan mengakui pola-pola abstrak.
Kecerdasan Verbal/linguistik
Kecerdasan ini dihubungkan dengan kata-kata dan bahasa (menulis dan berucap) mendominasi sebagian besar sistem pendidikan barat.
Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan ini berhubungan dengan kedudukan dari dalam diri yang berada pada refleksi diri, meta kognisn (berpikir tentang berpikir), kesadaran hubungan spiritual.
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini berhubungan dengan operasi awal melalui hubungan dan komunikasi person ke person.
Kecerdasan visual/berkenaan dengan ruang
Kecerdasan ini diujudkan pada rasa pemahaman dan menjadi dapat untuk memvisualisasi satu objek, melibatkan kecakapan membuat image/gambaran mental internal.
Kecerdasan Body/kinesthetic
Kecerdasan ini dihubungkan dengan gerak fisik dan pengetahuan atau kearifan body, melibatkan motor otak mengontrol pergerakan tubuh.
Kecerdasan Musik/Rhytmic
Kecerdasn ini didasarkan pad pengakuan pola-pola nada, melibatkan variasi bunyi-bunyian lingkungan dan sensivitas terhadap ritme dan gerak-gerakan.

Dari tujuh cara mengetahui: Mengetahui untuk Keragaman kecerdasan, David Lancar, Skylight Publishing, Inc. 1991.



Isi kurikulum threaded antara lain keterampilan berpikir atau keterampilan sosial dirangkai dan diurutkan di dalam isi mata pelajran, guru menanyakan pertanyaa-pertanyaan seperti: ”Bagaimana anda memikirkan hal itu?”, ”Apakah keterampilan berpikir banyak membantu anda?”, ”Bagaimana anda mengelompokkan kerja anda hari ini?”, ”Sudahkah anda menggunakan kepandaian musik anda hari ini?” Proses penyampaian pertanyaan secara kontras dan menyolok untuk membiasakan pertanyaaan-pertanyaan kognitif seperti; :Apa jawaban yang dapat kamu ambil?”, ”Berapa banyak yang setuju?” (kadang-kadang di stas pertanyaan metakognosis berisi bermacam-macam pemborosan waktu? Siswa sering mengatakan Oke, ”Apakah kamu sungguh-sungguh menginginkan kita melakukannya?”
Keuntungan model theated memutar sekitar konsep-konsep meta kurikulum. Meta kurikulum menyadarkan dan mengontrol keterampilan dan strategi berpikir dan belajar tentang akhir dari isi mata pelajaran (apa yang terkandung dalam bahan-bahan kajian). Guru menekankan meta kognitif perilaku ssehingga murid-murid belajar tentang bagaimana mereka belajar. Dengan membuat siswa menyadari proses belajar pada akhirnya transfer akan dipermudah. Nilai plus lagi ini tidak hanya tinggal pada isi untuk tiap mata pelajaran, tetapi siswa mendapat tambahan manfaat bermacam pemikiran yang memiliki kekuatan transfer keterampilan hidup.
Keberatan model ini memerlukan tambahan kurikulum lain. Konten keterikatan antar mata pelajaran tidak diarahkan secara eksplisit. Keterikatan antara dan diantara isi mata pelajaran tidak ditekankan. Juga urutan thread untuk mete kurikulum melalui isi mata pelajaran, seluruh guru membutuhkan pemahaman keterampilan dan strategi ini.
Model thead digunakan mengintegrasikan kurikulum ketika meta kurikulum diperlukan. Model ini sesuai digunakan untuk satu alternatif untuk mengintensifkan integrasi mata pelajaran. Kurikulum lengkap dan memasukkan berpikir, kerja sama, dan kecerdasan lain masuk dalam isi kurikulum. Interdisipliner atau tim memtargetkan keterampilan berpikir atau keterampilan kerja sama, dan lain-lain dan merangkai keterampilan melalui isi kurikulum dari bermacam mata pelajaran.























Merangkai dan mgurutkan keterampilan berpikir (meta kurikulum) melalui konten mata pelajaran memerlukan beberapa konsensus dari tim guru. Bagaimanapun turunnya (penterjemahan meta kurikulum) isi mata pelajaran tergantung mata pelajaran. Keramahan dalam mengajar sangat menentukan hasil-hasil belajar siswa (bukan konten tetapi meta kurikulum).
Model ini dapat dikembangkan jika guru memiliki concern (perhatian, rasa, cinta profesi yang mendalam untuk mengembangkan murid bukan sekedar penguasaan mata pelajaran akan tetapi apa yang terkandung (tersembunyi dari kurikulum. Kemauan dan kesungguhan guru untuk mengembangkan siswa perlu didukung oleh seluruh komponen sekola dan berbagai kebijakan yang tidak mengarahkan pada artifisial mata pelajaran akan tetapi kedalaman dan meta kurikulum dari seluruh mata pelajaran yang memberikan bekal utuh dan mendalam dan berguna lebih alami untuk kehidupan dimasa yang akan datang.
E. Model Integrated (Keterpaduan)
Pendekatan interdiispliner ini sebanding dengan mata pelajaran yang tumpang tindih dalam topik dan konsep-konsep dengan beberapa tim mengajar (tem teaching) dalam satu model keterpaduan otentik. Model ini diibaratkan sebagai suatu kledoskop yaitu pola-pola dan desain baru yang menggunakan elemen-elemen dasar tiap mata pelajaran. Sebagai ilustrasi John Milton dam Fogarty (1991) menyatakan ”saya menamakan satu pendidikan yang lengklap dan sangant banyak yang sesuai (untuk individu) untuk menampilkan secara benar, terampil, dan bermurah hati (gampang) untuk seluruh urusan baik pribadi dan publik, damai dan perang.
Model integrated kurikulum menyajikan satu pendekatan penyeberangan mata pelajaran mirip dengan model ”Shared”. Model integrated memadukan mata pelajaran denga latar prioritas kurikulum pada tiap penemuan keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang tindih dari mata pelajaran tersebut. (pada integrated kurikulum asli hanya ada empat mata pelajaran utama, yaitu : Kebahasan, Matematika, Sains, Studi Sosial). Seperti pasda model Shared, keterpaduan merupakan hasil menyaring ide-ide konten mata pelajaran, bukan hanya menelorkan ide melewati mata pelajaran seperti pada pendekatan tema jaring laba-laba. Keterpaduan tumbuh (sprouts) dari dalam variasi mata pelajaran dan selaras dengan yang dibuat antar mereka seperti kebiasaan-kebiasaan yang muncul (emerge) model ini dapat digambarkan sebagai berikut :






Model Integrated Kurikulum
Contoh : Dalam Matematika, IPA, Studi Sosial, Kebahasaan, Seni-seni Praktis guru-guru melihat pola-pola model dan pedekatan isi malalui pola-pola ini.
Pada sekolah tim guru berusaha keras untuk menyatukan atau mengolah kembali kurikulum yang saling tumpang tindih. Mereka memutuskan untuk secara selektif menunda tau menghapus beberapa bagian dari kurikulum. Mereka secara hati-hati mengeksplorasi prioritas isi mata pelajaran yang saling tumpang tindih, konsep-konsep yang siap dipelajari.
Di sekolah dasar integrated kurikulum diilustrasikan sebagai elemen-elemen kritis. Pendekatan whole language (bahasa utuh) seperti keterampilan-keterampilan bertingkat (spiral) seperti membaca, menulis, mendengar, dan berucap dari suatu keseluruhan dan mata pelajaran. Bahasa utuh (whole language) seluruh energi belajar dan mata pelajaran. Bahasa utuh (whole language) merupaan filsafat belajar yang mencakup kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu dirancang dengan pelajar sebagai fokus sedang model fragmented dirancang dengan konten sebagai sentral. Dari gambar tersebut, model ini dilaksanakan jika secara interdisipliner belajar dilaksanakan secara alami dengan tidak memisah-misahkan mata pelajaran tetapi berdasar suatu keterpaduan yang bermakna dengan murid sebagai fokus. Model ini mengutamakan keterpaduan secara alami, bukan sekedar tema sebagai payung (pusat perhatian), akan tetapi benar-benar terpadu. Keterpaduan akan terjadi jika beberapa elemen tiap mata pelajaran terdapat dan saling mendukung dengan elemen pada mata pelejaran ini.
Model ini memiliki keuntungan, karena murid salig mengkaitakn, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan membangun pemahaman yang menyeberang antar bagian dan membantu apresiasi pengetahuan dan keahlian. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpaedu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Model ini juga mendorong motivasi murid. Pembelajaran ini banyak keuntungannya, karena secara alamiah murid belajar bukan bertolak dari mata pelajaran atau tema, tetapi mereka belajar bertolak dari tumpang tindihnya suatu konsep atau keterampilan tertentu.
Keberatan model ini sulit dilaksanakan secara penuh. Model ini membutuhkanketerampilan tinggi dari staf, percaya diri dalam prioritas konsep-konsep, keterampilan-keterampilan, dan sikap-sikap yang meliputi/menembus/merembes(pervade) secara urut dari mata pelajaran. Model ini juga membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama, yang sering memperbaiki skedul mengajar (catatan : guru kelas yang terampil dan memiliki kemauan mengembangkan murid model ini mudah dilaksanakan).
Model ini dapat digunakan dan dikembangkan jika guru memiliki waktu dan energi untuk melaksanakan penerpaduan konsep, keterampilan, dan sikap. Model ini sangat membantu jika dimulai dari suatu proyek kecil 3 – 4 minggu.
Contoh : Satu interdisipiner atau tim pada tingkat yang sama (satu kelas) mengajarkan secara bersama konseptual prioritas mereka, mencari konsep-konsep, keterampilan-keterampilan, dan sikap-sikap yang tumpang tindih seperti hanya konsep-konsep isi mata pelajaran.

MATEMATIKA SAINS
Bisnis
Keuntungan/ Kerugian
Pajak dan upah-upah
Stok Toko


Persediaan
dan permintaan
Penyelidikan
Bola Lampu, telepon
Telepon, Gromopon
Kode morse, Listrik, pengangkat, katrol-katrol, Blok,dan katrol, Penyelidikan satu keaslian perlengkapan keselamatan kerja

Analisis Krativitas
*Keahlian menemukan
*Pencapaian(orang orang dan
produk-produk)
*Penelitian dan data
Penemuan-penemuan
Penelitian
Memperhatikan
Mengoreksi percobaan

Penelitian Peneliti-peneliti :
Bell, Edison
Pengaruh telepon
Analisis
Tema, karakter,latar,
Konflik Perusahaan bebas
Penyamun raja gula

KEBAHASAAN STUDI SOIAL

Catatan dan refleksi : Penggunaan prioritas isi, anggota tim melihat akhirnya topik-topik kr konsep-konsep, keterampilan-keterampilan, dan sikap-sikap mereka mentargetkan dalam mata pelajaran mereka secara terpisah. Berdasarkan tim mencari ide-ide yang tumpang tindih yang muncul seperti kebiasaaan dasar antar mata pelajaran. Kemiripan atau kesesuaian mundul dari bagian-bagian isi.








(9) immeresed (tenggelam) kedisiplinan menjadi bagian dari pelajar untuk memilih isi pelajaran dan menjadi tenggelam dalam percobaan mereka, (10) Network (jaringan kerja) terjadi jika pelajaar memilih belajar melalui kaca mata ahli dan membuat jaringan kerja internal dan eksternal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar