Minggu, 21 Maret 2010

AYO TAMASYA KE SURGA

Cerita ini bukan cerita orisinil. Cerita ini pernah saya baca disatu naskah kiriman yang saya tidak tahu siapa pengirimnya. Dan saya yakin para pembaca pernah membaca cerita ini. Tetapi, seperti kita makan nasi, asalkan variasi lauk dan penyajiannya berbeda, maka cerita akan seperti nasi, meskipun kita memakannya setiap hari kita tidak pernah akan bosan. Dan untuk Anda semua tidak perlu asesori-asesori ….

Begini cerita yang pernah saya baca itu…

Andai kita bisa bertamasya ke Syurga milik Allah yang konon kita manusia akan masuk berbondong-bondong tetapi tidak bisa berebut, karena tiket masuk telah ditetapkan dan kita akan tetap antri bersama dengan tingkat amal perbuatan yang telah kita tabung ketika kita mampir hidup sementara di dunia fana ini.

Yah karena kita hanya bertamasya tentu kita tidak akan tinggal di sana, dan lagi….. kunjungan kita ternyata hanya dibatasi melihat bagaimana kinerja di berbagai departemen eh sekarang namanya kementerian Negara… hanya saja di sana sebenarnya tidak ganti, kalau gantipun tentu tanpa biaya ganti papan nama, ganti stempel, ganti kop surat, dan sebagainya. Karena hanya dengan kun fayakun jadilah semua perangkat kantor-kantor milik Allah ini.

Teman,

Ternyata kantor atau kementerian di sana yang paling sibuk ada dua kementerian, yaitu…..sebentar ya…

Pertama, adalah kementerian penerimaan permintaan… lho kenapa?

Kata malaikat yang ada disana, ternyata hampir seluruh penghuni bumi ini, tanpa memandang apakah ia islam yang muslim bahkan mukmin, islam yang muslimah bahkan mu’minat, masyarakat pemeluk agama non islam, masyarakat tanpa agam, bahkan masyarakat yang mendustakan agama tetap rajin mengirimkan permintaan. Permintaan ada yang diminta lewat doa yang diucapkan langsung ke Allah, ada yang karena kurang paham mereka mengirimkan melalui oranglain/guru spiritual/imam/atau bahkan para dukun yang bersekutu dengan …. Maupun …. Yang berpura-pura bisa memiliki acsess langsung… Ada yang melaui sms, surat kilat,…. Pokoknya kiriman bertema permintaan begitu banyaknya, sehingga membuat para malaikat sibuk mengadministrasikannya… membuat agenda, memberi nomor permintaan, dan sebagainya… (ih padahal Allah dah tahu permintaan umatnya, sebelum umatnya memintnya lho… salah satu dari kita berceletuk…. Ada yang menyahut … ya biar para malaikan bekerja dong!, Jangan kaya banyak pegawai kita yang hanya datang kantor apel pagi, untung mau baca Koran,…. Trus pergi).

Kedua, adalah kementerian pengiriman paket…

Kita tahu Allah maha pengasih dan penyayang, Allah juga maha pemurah lagi bijaksana, sehingga setiap permintaan pasti dikabulkan, meskipun yang dikirim dan dipaketkan tidak sesuai permintaan tetapi pasti sesuai dengan kebutuhan tiap manusia. Para malaikat yang bekerja di kementerian ini sangat sibuk, tetapi mereka penuh dengan senyuman. Ia juga merasa bahagia, karena Allah telah mengabulkan permintaan manusia, padahal kadang permintaan manusia aneh-aneh, mengirimkan permintaan tanpa perangko, bahkan menulis alamatnyapun sering salah…. Tetapi Allah maha pengampun dan tetap memerintah untuk mengirimkan pesanan para manusia di bumi yang sebenarnya banyak yang serakah

Lantas, kementerian apa yang pekerjaannya paling ringan atau malah hampir tidak ada kesibukan sama sekali…

Aku pura-pura tercenung… agak lama…. Yah biar lamaan dikit!!!

Kementerian itu adalah “Kementerian Ucapan Terima Kasih”

Sungguh kita-kita ini sangat keterlaluan. Setelah permintaan kita dikabulkan, kita lupa mengucapkan rasa terimakasih, menyampaikan rasa syukur, apalagi menjadikan kita semakin menjadi manusia yang pandai bersyukur.

Atau mereka tidak bisa memberikan kartupos untuk mengucapkan rasa terimakasihnya? Ah itu sih hanya alasan saja! Jadi bagaimana???

“Syukur Alhamdulillahirobillngalamin” Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam”. Ah susah dan salah tuh!!!! Ngga apa-apa yang l satu l dobel, a atau nga…. Ngga apa-apa kok, yang penting hati kita berniat menyampaikan syukur kita bahwasanya Allah telah mengabulkan permintaan kita, mungkin tidak sama persis, mungkin hanya sedikit saja, mungkin lebih besar dari yang kita minta, mungkin berbeda dengan permintaan kita… Allah maha bijak mengetahui apa sebenarnya yang kita perlukan yang kadang kita justru tidak mengetahui kebutuhan kita!

Selagi masih ada nafas… marilah usapkan syukur kepadaNya yang memiliki kehidupan ini… dan semoga kita menjadi manusia yang pandai bersyukur!!!

2 komentar:

  1. ah..bisa aja pak dosen. Siswoyo ( angkatan I ) klo masih ingat

    BalasHapus
  2. Ingat mas, sekarang di mana? Sukses selalu mas!

    BalasHapus